MediaJustitia.com: Sebagai salah satu lembaga pelatihan dan sertifikasi hukum terbesar di Indonesia saat ini, Justitia Training Center dipercaya oleh Airlangga Center (ALC) Fakultas Hukum Univeristas Airlangga (FH UNAIR) untuk menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Perancang Kontrak.
Andriansyah Tiawarman K, S.H., M.H., CCD., CTLC., CMLC., C.Med menuturkan bahwa Justitia dalam menjalankan visi dan misinya berprinsip untuk terus menghadirkan program pelatihan hukum yang dapat memenuhi tingginya tingkat kebutuhan akan profesional hukum .
“Sebuah kehormatan bagi kami, Justitia Training Center karena sudah dipercaya sebagai bagian dari penyelenggara kegiatan dalam rangka mengembangkan, meningkatkan, dan memantapkan kompetensi, baik mahasiswa, dosen, ataupun jejaring ALC FH UNAIR pada kompetensi contract drafter,” lanjutnya.
Andrian juga menuturkan bahwa kemampuan membuat dan menyusun kontrak dengan baik merupakan kompetensi yang penting dimiliki praktisi hukum. Terlebih dalam merancang suatu kontrak, perlu diperhatikan juga teori, asas, dan praktik hukum secara universal untuk meminimalisir kerugian.
“Jangan sekadar copy paste dari google, karena itu bisa saja merugikan kita 5-10 tahun mendatang. Berbicara tentang kontrak, bukan berbicara hari ini, melainkan berbicara masa depan. Diharapkan seorang legal drafter bisa memahami aturan hukum dan kebutuhan klien agar bisa menyusun kontrak dengan baik,” tegas Andriansyah.
Hal serupa disampaikan oleh Iman Prihandono, Ph.D (Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga). Menurutnya, meskipun saat ini membuat kontrak bisa dibuat dengan artificial intelligence seperti ChatGPT, tetap membutuhkan manusia.
“Hukum itu tak tergantingkan karena di situ ada ras keadilan, proporsionalitas, keseimbangan, dll, yang perlu kita pertimbangkan pakai hati, tidak bisa sekadar menggunakan hitungan algoritma saja,” lanjutnya.
Imam menuturkan rasa terima kasihnya kepada Justitia Training Center dan menyampaikan bahwa kerja sama akan terus berlanjut untuk membangun kapasitas lulusan FH dan meningkatkan skill yang dibutuhkan.
“Tentu Justitia dan ALC punya standar-standar tertentu yang harus dilewati dan dipenuhi untuk mendapatkan kompetensi, kelulusan, dan sertifikasi sebagai seorang contract drafter,” lanjut Imam.
Para peserta terlebih dahulu diberi pembekalan materi oleh narasumber yang berasal dari kalangan praktisi dan akademisi, serta mengkolaborasikan narasumber dari Justitia dan juga ALC. Adapun narasumer tersebut antara lain Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H.; Prof. Dr. Y. Sogar Simamora, S.H., M.Hum.; Prof. Dr. Faisal Santiago, S.H., M.M.; Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D.; Dr. Ghansham Anand, S.H., M.Kn.; Dr. Chandra Yusuf, S.H., LL.M., MBA., MMgt.; Marcia Wibisono,, S.H., M.H., LL.M.; serta Jesconiah Siahaan, S.H., LL.M.
Kegiatan terlaksana secara daring, baik pelatihan maupun uji sertifikasinya, dengan diikuti oleh 44 peserta. Pada hari terakhir, para peserta diuji kompetensinya melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Justitia yang telah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebelum dinyatakan kompeten.
Safira Ratriandari Widodo, S.H., M.Kn. (Legal Business Officer PT Angkasa Pura Properti), salah seorang peserta yang merasa bahwa kegiatan serupa sangat dibutuhkan bagi dunia profesional, menuturkan kesannya terhadap pelaksanaan kegiatan.
“Kegiatan yang dilaksanakan sangat baik sekali, materi yang disampaikan sangat bagus dan mudah dipahami karena narasumbernya juga kredibel. Teman-teman Justitia juga sangat kooperatif dan pelaksanaan kegiatan terlaksana secara on time dan on schedule,” tutur Safira dalam wawancara bersama tim Media Justitia.
Meskipun kegiatan secara daring, Safira tetap merasa materi yang disampaikan sudah sangat menjawab kebutuhan sebagai seorang legal, terutama di bidang contract drafting.
“Narasumber juga membuka sesi sharing dan diskusi di setiap sesi, sehingga membuka kesempatan bagi kami untuk bertanya dari segi practical, jadi tidak hanya teoritical-nya saja yang disampaikan. Saya juga sangat senang dengan metode uji yang dibagi secara experience, jadi saya yang sudah berpengalaman diuji dengan metode wawancara portofilio seputar praktik yang saya lakukan sehari-hari,” imbuhnya.